Laman

Minggu, 16 November 2008

dear diary

Diary.....
malam minggu kemarin, adalah pengalaman yang tak terlupakan bagiku....
Sebut saja saya mawar..

Semua bermula dari ada om om datang ke rumahku, sebenernya aku gak kenal, tapi entah mengapa aku memperbolehkan mereka masuk. Tanpa ekspresi yang mencurigakan, om om yang mirip Ferindra Nugrahendi bintang film itu bilang mencari orang tua saya. Tapi kebetulan
aku sedang sendiri saat itu. Dan aku mempersilakan mereka menunggu di ruang tamu. Sembari menunggu, kita mengobrol ra jelas.Kami ngobrol cukup lama dan dari obrolan itu aku tau bahwa om itu barusaja cerai dengan istrinya. Lama kelamaan, obrolan kami smakin gak karuan, dan sering aku ketahui pandangan om om itu menyorot tajam ke arah saya. Sebenernya aku merasa risih, tetapi aku biarkan hal itu.
Tiba-tiba, salah satu dari mereka memegang tanganku. Sontak aku kaget, tetapi tidak bisa mengelak karena cengkeramannya sangat kuat. Firasatku sudah mengatakan ada yang tidak beres. Kemudian aku teringat bahwa aku sendirian di rumah ini, dan aku tidak bisa mengelak apa-apa.

Kulihat om om itu kejang-kejang dan mulutnya pun berbusa. Tetapi aku curiga karena teman-temannya tidak menunjukkan ekspresi yang panik atau khawatir. Jujur, aku bingung saat itu untuk menolong atau membiarkannya.
Setelah kurasakan, ternyata dari mulut om om itu mengeluarkan aroma yang tidak sedap, kemudian muncul belatung-belatung yang berloncatan. Mula-mula dari mulut, hidung, bahkan mata, dan hingga lubang-lubang lainnya. Sebenernya aku tidak takut pada belatung, tetapi ini lain. Belatung yang satu ini bisa pecah dan masing-masing pecahannya bisa menghasilkan 2 kali lipat belatung baru. Alhasil seluruh tubuh pria itu berubah menjadi ratusan belatung yang hadir dalam rumahku.
Belatung-belatung itu tumbuh membelah diri dalam waktu setiap 5 menit. Dapat diperkirakan dalam 1 jam, dari tiap belatung dapat berkembang menjadi 2^12 individu.. Dan jika maghrib datang, kadar hormon juvenile belatung itu turun dan diikuti dengan meningkatnya hormon ekdison. Terang saja belatung itu bermetamorfosis dengan cepat bagai kepompong, mengubah belatung menjadi lalat-lalat.
Dengan cepat aku berlari ke toko kelontong sebelah rumah untuk membeli racun serangga yang harganya Rp10.000. Kemudian ditawar menjadi Rp.6000. Ternyata kurva equilibrium yang seimbang adalah pada nilai Rp8000. Dan racun itu segera aku bawa ke rumah.
Dalam 1 kaleng racun serangga yang bervolum 500cm^3, harus dapat membunuh \
(n+500)x10^12 tiap menitnya. Dan cara yang terbaik untuk menyemprotkan racun itu adalah dengan penyebaran yang merata.
Jika dalam 0,5 meter, semprotan itu melebar 20 cm.
Jika dalam 1 meter, semprotan itu melebar 50 cm
Jika dalam 2meter, semprotan itu melebar 1,5 meter.
Dapat disimpulkan bahwa dapat terbentuk kurva eksponensial yang tiap meter jarak semprot, pelebarannya dapat meningkat sejauh (jarak)^2.
Jadi keputusan yang kuambil, yaitu menyemprot sejauh 1,5 meter saja.
Akibat dari semprotan itu, zat CN-(sianida) yang terkandung dalam racun meresap dalam tiap jaringan lalat itu. Hal itu dapat menghambat transfer elektron pada respirasi seluler lalat itu. Seharusnya elektron itu diangkut melalui membran dalam mitokondria, dan dapat mengaktifkan pompa proton keluar matriks mitokondria, dan kembali lagi untuk menggerakkan ATP sintetase.mTetapi akibat adanya siandia, elektron itu tidak dapat ditransfer, sehingga lalat itu kekurangan energi untuk metabolismenya.

2 komentar:

sebut saja blog.. mengatakan...

teruskan cerita diatas sesuai keinginanmu se-kreatif mungkin. Lalu post ke blog ini.
-sebutsajablog-

tulisan gak penting mengatakan...

petrik bosog
gile lu ndro

dear diary

Diary.....
malam minggu kemarin, adalah pengalaman yang tak terlupakan bagiku....
Sebut saja saya mawar..

Semua bermula dari ada om om datang ke rumahku, sebenernya aku gak kenal, tapi entah mengapa aku memperbolehkan mereka masuk. Tanpa ekspresi yang mencurigakan, om om yang mirip Ferindra Nugrahendi bintang film itu bilang mencari orang tua saya. Tapi kebetulan
aku sedang sendiri saat itu. Dan aku mempersilakan mereka menunggu di ruang tamu. Sembari menunggu, kita mengobrol ra jelas.Kami ngobrol cukup lama dan dari obrolan itu aku tau bahwa om itu barusaja cerai dengan istrinya. Lama kelamaan, obrolan kami smakin gak karuan, dan sering aku ketahui pandangan om om itu menyorot tajam ke arah saya. Sebenernya aku merasa risih, tetapi aku biarkan hal itu.
Tiba-tiba, salah satu dari mereka memegang tanganku. Sontak aku kaget, tetapi tidak bisa mengelak karena cengkeramannya sangat kuat. Firasatku sudah mengatakan ada yang tidak beres. Kemudian aku teringat bahwa aku sendirian di rumah ini, dan aku tidak bisa mengelak apa-apa.

Kulihat om om itu kejang-kejang dan mulutnya pun berbusa. Tetapi aku curiga karena teman-temannya tidak menunjukkan ekspresi yang panik atau khawatir. Jujur, aku bingung saat itu untuk menolong atau membiarkannya.
Setelah kurasakan, ternyata dari mulut om om itu mengeluarkan aroma yang tidak sedap, kemudian muncul belatung-belatung yang berloncatan. Mula-mula dari mulut, hidung, bahkan mata, dan hingga lubang-lubang lainnya. Sebenernya aku tidak takut pada belatung, tetapi ini lain. Belatung yang satu ini bisa pecah dan masing-masing pecahannya bisa menghasilkan 2 kali lipat belatung baru. Alhasil seluruh tubuh pria itu berubah menjadi ratusan belatung yang hadir dalam rumahku.
Belatung-belatung itu tumbuh membelah diri dalam waktu setiap 5 menit. Dapat diperkirakan dalam 1 jam, dari tiap belatung dapat berkembang menjadi 2^12 individu.. Dan jika maghrib datang, kadar hormon juvenile belatung itu turun dan diikuti dengan meningkatnya hormon ekdison. Terang saja belatung itu bermetamorfosis dengan cepat bagai kepompong, mengubah belatung menjadi lalat-lalat.
Dengan cepat aku berlari ke toko kelontong sebelah rumah untuk membeli racun serangga yang harganya Rp10.000. Kemudian ditawar menjadi Rp.6000. Ternyata kurva equilibrium yang seimbang adalah pada nilai Rp8000. Dan racun itu segera aku bawa ke rumah.
Dalam 1 kaleng racun serangga yang bervolum 500cm^3, harus dapat membunuh \
(n+500)x10^12 tiap menitnya. Dan cara yang terbaik untuk menyemprotkan racun itu adalah dengan penyebaran yang merata.
Jika dalam 0,5 meter, semprotan itu melebar 20 cm.
Jika dalam 1 meter, semprotan itu melebar 50 cm
Jika dalam 2meter, semprotan itu melebar 1,5 meter.
Dapat disimpulkan bahwa dapat terbentuk kurva eksponensial yang tiap meter jarak semprot, pelebarannya dapat meningkat sejauh (jarak)^2.
Jadi keputusan yang kuambil, yaitu menyemprot sejauh 1,5 meter saja.
Akibat dari semprotan itu, zat CN-(sianida) yang terkandung dalam racun meresap dalam tiap jaringan lalat itu. Hal itu dapat menghambat transfer elektron pada respirasi seluler lalat itu. Seharusnya elektron itu diangkut melalui membran dalam mitokondria, dan dapat mengaktifkan pompa proton keluar matriks mitokondria, dan kembali lagi untuk menggerakkan ATP sintetase.mTetapi akibat adanya siandia, elektron itu tidak dapat ditransfer, sehingga lalat itu kekurangan energi untuk metabolismenya.

Bookmark and Share

2 comments:

sebut saja blog.. mengatakan...

teruskan cerita diatas sesuai keinginanmu se-kreatif mungkin. Lalu post ke blog ini.
-sebutsajablog-

tulisan gak penting mengatakan...

petrik bosog
gile lu ndro